Kasih.
Kira-kira apa yang dapat kita ungkapkan tentangnya ?
Kasih berbicara banyak dalam kehidupan, dalam hubungan dengan sesama, dan juga sebuah hubungan dalam pernikahan ! Belajar dari kehidupan saya menyimpulkan bahwa Kasih adalah apa yang dilakukan oleh kasih. Kasih itu TIDAK PERNAH diam. Jika kasih itu diam dan berhenti itu BUKANLAH kasih. Itu adalah bentuk ketidakpedulian.
Kasih itu selalu berbuat sesuatu, ia selalu bergerak, dan kasih itu menutupi segala sesuatu ! (ay.7).
Kasih itu ibarat lem dan minyak. Kasih adalah lem yang merekatkan perkawinan dan minyak yang mencegah kita bergesekan dengan cara yang salah. Ada kalanya dalam sebuah pernikahan, peristiwa ekstrem bisa terjadi. Saat-saat memalukan, pencobaan, kegelapan, kegagalan tragis, kemenangan besar, hingga sukacita luar biasa silih berganti terjadi. Ketika kasih bekerja, badai sehebat apa pun atau kemenangan sebesar apa pun tidak akan menggoyahkan kehidupan pernikahan.
Segala milik kita bersumber dari Tuhan. Karena begitu besar kasih Tuhan kepada kita. Dia memberikan SEGALANYA. Ungkapan kasih yang paling kuat yang bisa kita lakukan adalah saling mengorbankan diri bagi yang lain. Mungkin ini yang disebut penyangkalan diri dalam pernikahan. Ketika kita bersedia “menyangkal diri” demi pasangan kita, maka kita membuktikan dengan tindakan bahwa kita mengerti arti kasih yang sesungguhnya.
Maka ketika kita mengerjakan sesuatu dengan kasih, kita akan melakukan yang TERBAIK.
Ya,…
Tidak ada karunia pemberian Allah yang lebih besar dalam sebuah pernikahan selain daripada kemampuan untuk menghadapi dan menertawakan hidup bersama-sama. Dan kebersediaan untuk berdoa bersama adalah langkah berani membangun pernikahan yang kuat.
KASIH itu MEREKATKAN perkawinan bagai Lem dan Minyak. KASIH menolong kita menyelesaikan masalah dengan cara yang BENAR. Karena KASIH pula kita rela memberi dan melakukan yang TERBAIK.