Gambaran Yesus sebagai roti bagi kita, selain sebagai terang, merupakan gambaran yang paling mudah bagi kita untuk merasakan betapa vitalnya Allah bagi kehidupan kita. Coba kita tidak makan dan minum dalam sehari saja, tentu kita akan merasakan penderitaan lapar dan haus yang luar biasa dan akan membuat badan kita lemah. Begitulah kehadiran Tuhan Yesus dalam kehidupan kita. Kita perlu menjaganya (menjaga relasi kita dengan Tuhan Yesus) sebagaimana kita secara teratur dan terukur perlu untuk makan dan minum.
Janji Tuhan Yesus bahwa jika kita makan roti hidup (datang dan percaya kepadaNya), kita tidak akan lapar dan haus lagi! Benarkah demikian? Bagaimana dengan pengalaman empiris, bahwa meskipun sudah dibaptis dan menerima sakramen-sakramen lainnya, toh kita masih melakukan dosa-dosa? Bukankah itu bentuk lapar dan kehausan kita! Para sahabatku, Tuhan Yesus tidak akan pernah mengingkari janji. Janji keselamatanNya confirm, nyata, tetap, dan tidak akan berubah. Hanya saja, Tuhan tidak menjamin bahwa langit akan selalu biru bagi kita. Artinya, jaminanNya tidak kemudian meninabobokan kita untuk tidak perlu lagi berusaha, hanya leyeh-leyeh dan ongkang-ongkang kaki saja. Halangan, godaan, rintangan dan tantangan akan selalu ada, meskipun kita tidak perlu harus mencarinya.
Semoga Yesus semakin merajai hati kita, agar kita semakin sehati dengan Tuhan Yesus dalam pemberian diri sepenuhnya bagi kemuliaan Allah. Terima kasih. Tuhan memberkati kita semuanya
Sumber:
ReSi Dehonian